Problematika Permasalahan Di Desa Sungai Kerawang Yang Menimbulkan Konflik, Perspektif Agama Dan Budaya.
DOI:
https://doi.org/10.71242/kfcd1619Keywords:
Konflik, Desa Sungai Kerawang, Perspektif Agama, Perspektif Budaya, Harmoni SosialAbstract
Penelitian ini mengungkapkan berbagai problematika permasalahan yang ada di desa Sungai kerawang, kec. Batu ampar, kab. Kubu raya, Kalimantan barat Perspektif agama dan budaya. Konflik yang muncul seringkali disebabkan oleh tumpang tindih kepentingan, kurangnya komunikasi antarwarga, dan perbedaan sudut pandang terkait adat istiadat serta pemahaman agama. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji problematika tersebut dari perspektif agama dan budaya, dengan fokus pada penyebab konflik, dampaknya terhadap kehidupan masyarakat, serta solusi yang dapat diterapkan untuk menciptakan harmoni sosial. Melalui metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan paham dalam interpretasi ajaran agama dan nilai-nilai budaya menjadi pemicu utama konflik di Desa Sungai Kerawang. Selain itu, kurangnya ruang dialog dan mediasi memperparah situasi. Dalam perspektif agama, pentingnya musyawarah dan perdamaian ditekankan sebagai solusi yang sejalan dengan nilai budaya lokal yang mengutamakan gotong royong. Kesimpulannya, integrasi nilai-nilai agama dan budaya dapat menjadi fondasi untuk menyelesaikan konflik di Desa Sungai Kerawang. Rekomendasi praktis meliputi penguatan pendidikan lintas budaya dan agama, serta pembentukan forum dialog antarwarga yang inklusif. Dengan pendekatan ini, diharapkan tercipta masyarakat yang lebih harmonis dan saling menghargai perbedaan.
Abstract
This study reveals various problematic issues in Sungai Kerawang Village, Batu Ampar District, Kubu Raya Regency, West Kalimantan from a religious and cultural perspective. Conflicts that arise are often caused by overlapping interests, lack of communication between residents, and differences in perspectives regarding customs and religious understanding. This article aims to examine these problems from a religious and cultural perspective, focusing on the causes of conflict, its impact on people's lives, and solutions that can be applied to create social harmony. Through a qualitative research method with a case study approach, data were collected through in-depth interviews and observations. The results of the study indicate that differences in understanding in the interpretation of religious teachings and cultural values are the main triggers of conflict in Sungai Kerawang Village. In addition, the lack of space for dialogue and mediation exacerbates the situation. From a religious perspective, the importance of deliberation and peace is emphasized as a solution that is in line with local cultural values that prioritize mutual cooperation. In conclusion, the integration of religious and cultural values can be a foundation for resolving conflicts in Sungai Kerawang Village. Practical recommendations include strengthening cross-cultural and religious education, and establishing an inclusive dialogue forum between residents. With this approach, it is expected to create a more harmonious society that respects differences.
Downloads
References
Ananda, R. (2017). Implementasi nilai-nilai moral dan agama pada anak usia dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 19-31.
Anwari, M. R., Sunuharyo, B. S., & Ruhana, I. (2016). Pengaruh Konflik Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan PT Telkomsel Branch Malang) (Doctoral dissertation, Brawijaya University).
Galtung, J. (1996). Peace by Peaceful Means: Peace and Conflict, Development and Civilization. Sage Publications.
Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures: Selected Essays. Basic Books. Gumilang, G. S. (2016). Metode penelitian kualitatif dalam bidang bimbingan dan konseling. Jurnal fokus konseling, 2(2).
H Malayu S.P. Hasibuan, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta. Winardi. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Ismail, L., Lumbaa, Y., Damayanti, N., Jariah, F. A., Nur, D., & Muizunzilah, F. A. (2024). Meretas Jalan Damai Pandangan Terhadap Penyelesaian Konflik Antar Agama: Konflik Agama, perdamaian, Pluralisme. Aksiologi: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, 5(1).
Kasim, F. M., & Nurdin, A. (2016). Resolusi Konflik Berbasis Kearifan Lokal di Aceh. Ilmu Ushuluddin, 3(1), 101-118.
Mubit, R. (2016). Peran Agama dalam Multikulturalisme Masyarakat Indonesia. Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 11(1), 163-184.
Ode, S., & Rachmawati, N. A. (2017). Peran budaya lokal sebagai media resolusi konflik. JOURNAL OF GOVERNMENT (Kajian Manajemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah), 2(2).
Robbins, S. P. (2003). Organizational Behavior. Pearson Education.
Sobirin, A. (2002). Budaya: sumber kekuatan sekaligus kelemahan organisasi. Jurnal Siasat Bisnis, 1(7).
Stark, R., & Bainbridge, W. S. (1987). A Theory of Religion. Rutgers University Press.
Syakhrani, A. W., & Kamil, M. L. (2022). Budaya dan kebudayaan: Tinjauan dari berbagai pakar, wujudwujud kebudayaan, 7 unsur kebudayaan yang bersifat universal. Cross-border, 5(1), 782-791.
Wahyuni, S., Alkaf, I., & Murtiningsih, M. (2020). Makna Tradisi Sesajen dalam Pembangunan Rumah Masyarakat Jawa.
Wardhana, E., Lengkong, V. P., & Taroreh, R. N. (2019). Analisis Lingkungan Kerja, Konflik Kerja, Komunikasi Kinerja Karyawan Di TVRI Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(1).
Wirawan, I. (2010). Teori-Teori Konflik. Salemba Humanika.






