Dakwah Digital dan Moderasi Beragama Perspektif Akademisi vs Salafy Pada Kanal Youtube FUAD TV dan Rodja TV
DOI:
https://doi.org/10.71242/nm4pp612Keywords:
moderasi beragama, akademisi, salafyAbstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya moderasi beragama untuk menjaga harmoni di masyarakat yang plural, namun perbedaan perspektif, khususnya antara akademisi dan pandangan salafy, menimbulkan diskusi yang menarik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pandangan tentang moderasi beragama pada dua kanal YouTube, FUAD TV dan Rodja TV, untuk memahami perbedaan dan kesamaannya. Dengan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan komparasi, data dikumpulkan melalui observasi video, transkrip, serta literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akademisi cenderung inklusif, menekankan dialog antaragama dan tafsir kontekstual, sementara salafy lebih konservatif, dengan batasan toleransi yang ketat berdasarkan prinsip literal teks agama. Kesimpulannya, meskipun kedua perspektif berbeda dalam pendekatan, keduanya sepakat bahwa moderasi beragama diperlukan untuk menghindari ekstremisme dan menciptakan harmoni sosial. Penelitian ini menawarkan pandangan baru tentang bagaimana nilai-nilai moderasi beragama dapat diimplementasikan secara relevan di masyarakat majemuk.
Abstract
This research is motivated by the importance of religious moderation in maintaining harmony in a plural society. However, differing perspectives, particularly between academics and Salafi views, have sparked interesting discussions. The aim of this study is to analyze views on religious moderation in two YouTube channels, FUAD TV and Rodja TV, to understand their differences and similarities. Using a descriptive qualitative method with a comparative approach, data was collected through video observations, transcripts, and related literature. The findings indicate that academics tend to be inclusive, emphasizing interfaith dialogue and contextual interpretation, while Salafi views are more conservative, with strict tolerance limits based on the literal interpretation of religious texts. In conclusion, although the two perspectives differ in approach, both agree that religious moderation is necessary to prevent extremism and create social harmony. This research offers a new perspective on how the values of religious moderation can be implemented relevantly in a pluralistic society.
References
Abdul Kholiq Hasan, Moh. “MERAJUT KERUKUNAN DALAM KERAGAMAN AGAMA DI INDONESIA (Perspektif Nilai-Nilai Al-Quran).” PROFETIKA , Jurnal Studi Islam 14, no. 1 (2013): 70.
Ali Mursyid Azisi, and Nur Syam. “Moderasi Beragama Di Ruang Digital: Studi Kontribusi Habib Husein Ja’far Dalam Menebar Paham Moderat Di Kanal Youtube.” Empirisma: Jurnal Pemikiran Dan Kebudayaan Islam 32, no. 1 (2023): 125–41. https://doi.org/10.30762/empirisma.v32i1.803.
Ashoumi, Hilyah, Moh Istikromul Umamik, Sihabul Milahudin, Mohamad Zainuri, and Chalimatus Sa’diyah. “Internalisasi Nilai-Nilai Moderasi Beragama Dan Implikasinya Terhadap Sikap Sosial Mahasiswa.” Attanwir : Jurnal Keislaman Dan Pendidikan 14, no. 1 (2023): 1–10. https://doi.org/10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v14i1.328.
Azisi, Ali Mursyid, Lailiyah Qotrunnada, M. Abd. Fatah, and Akhmad Uzaimy Zain. “Islam Cerdas Di Ruang Digital: Urgensi Peran Mahasiswa Dalam Menebar Jala Moderasi Beragama Di Media Sosial.” Medina-Te : Jurnal Studi Islam 18, no. 2 (2023): 121–37. https://doi.org/10.19109/medinate.v18i2.15444.
Budiantoro, Wahyu. “Dakwah Di Era Digital.” Pascasarjana Komunikasi Dan Penyiaran Islam IAIN Purwokerto 11, no. 1978–1261 (2017): 263–81.
Fahri, mohammad, Ahmad zainuri. “Moderasi Beragama Di Indonesia.” UIN Raden Fatah Palembang 13, no. 5 (2022): 451. http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar/article/download/5640/3010/.
Faturrahman ’Arif Rumata, Muhammad Iqbal, and Asman. “Dakwah Digital Sebagai Sarana Peningkatan Pemahaman Moderasi Beragama Dikalangan Pemuda.” Jurnal Ilmu Dakwah 41, no. 2 (2021): 172–83. https://doi.org/10.21580/jid.v41.2.9421.
Gede, Oleh :, Agus Siswadi, Ida Bagus, Gede Candrawan, I Dewa, Ayu Puspadewi, Sekolah Tinggi, Agama Hindu, Negeri Jawa, and Dwipa Klaten-Jateng. “Membangun Nilai-Nilai Moderasi Beragama Di Tengah Masyarakat Plural: Sebuah Pendekatan Filsafat Agama.” Widya Aksara 29, no. 2 (2024): 1–13.
Halim, Abdul. “Pluralisme Dan Dialog Antar Agama.” TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin 14, no. 1 (2015): 35–62. https://doi.org/10.30631/tjd.v14i1.21.
Ibad, M Syaiful, and Thomas Nugroho Aji. “Bom Bali 2002.” Avatara 9, no. 1 (2020): 1–14. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/34379/30585.
Imanuddin, Dudy, Dede Lukman, and Ridwan Rustandi. Dakwah Digital Berbasis Moderasi Beragama. Proceedings Uin Sunan Gunung Djati Bandung. Vol. 3. Bandung: Yayasan Lidzikri, 2022.
Junaedi, Edi. “Inilah Moderasi Beragama Perspektif Kemenag.” Harmoni 18, no. 2 (2019): 182–86. https://doi.org/10.32488/harmoni.v18i2.414.
KBBI. “KBBI Daring (Online),” 2024. https://www.kbbi.web.id/moderasi.
Khairul, Amri. “Moderasi Beragama Perspektif Agama-Agama Di Indonesia.” Living Islam: Journal of Islamic Discourses 4, no. 2 (2021): 179–96.
Kholqi, Siru Unaili. “Aktualisasi Moderasi Beragama Perspektif Al-Quran Di Lingkungan Pesantren.” Mapendis: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 1, no. 1 (2023): 27–41. http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/Mapendis/article/view/590.
Marde Christian Stenly Mawikere, Sudiria Hura, Virginia Rebeca Tulung. “Dinamika Agama Dan Potensi Konflik Dalam Riset Clifford Greetz: Urgensi Moderasi Beragama Dan Relevansi Dengan Teologi Kristen.” Manna Rafflesia 7, no. 2 (2024): 55.
Muhaemin, Enjang. “Dakwah Digital Akademisi Dakwah.” Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies 11, no. 2 (2017): 341–56. https://doi.org/10.15575/idajhs.v11i2.1906.
Mutiah Cahyaning Tiyas, M Jadid Khadavi. “Implementasi Moderasi Beragama Sebagai Langkah Preventif Terbentuknya Radikalisme Di Kalangan Siswa.” As-Sabiqun: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6, no. 5 (2024): 925–41.
Naldi, Dasriansya dan Anri. “Moderasi Beragama Dalam Kehidupan Bermasyarakat.” At-Tazakki 8, no. 1 (2023): 40–51.
Nurdin, Fauziah. “Moderasi Beragama Menurut Al-Qur’an Dan Hadist.” Jurnal Ilmiah Al-Mu’ashirah 18, no. 1 (2021): 59. https://doi.org/10.22373/jim.v18i1.10525.
Nurrohmah, Shinta, Mochamad Aris Yusuf, and Robby Aditya Putra. “Pancasila Dalam Moderasi Beragama: Membaca Ruang Media Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Semarang.” Journal of Da’wah 1, no. 2 (2022): 262–81. https://doi.org/10.32939/jd.v1i2.2003.
Saragih, Jan Romi Perdana, Martina Novalina, and Herman Pakiding. “Menggaungkan Moderasi Beragama Melalui Media Sosial.” Prosiding Pelita Bangsa 1, no. 2 (2021): 166. https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.517.
Sumadi, Eko. “Dakwah Dan Media Sosial: Menebar Kebaikan Tanpa Diskrimasi.” Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam 4, no. 1 (2016): 173–90. http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/komunikasi/article/viewFile/2912/2083.
Sutrisno, Edy. “Aktualisasi Moderasi Beragama Di Lembaga Pendidikan.” Jurnal Bimas Islam 12, no. 2 (2019): 323–48. https://doi.org/10.37302/jbi.v12i2.113.
Wibowo, Rachma Widiningtyas, and Anisa Siti Nurjanah. “Aktualisasi Moderasi Beragama Abad 21 Melalui Media Sosial.” Madania: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 11, no. 2 (2021): 55–62. http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/madania/article/view/13870.
Zuhriyandi, Zuhriyandi. “Harmoni Beragama Dan Pencegahan Konflik: Perspektif Moderasi Menurut Al-Qur’an Dan Alkitab.” MODERATIO: Jurnal Moderasi Beragama 3, no. 2 (2023): 218. https://doi.org/10.32332/moderatio.v3i2.8222.










