Larangan Ghibah Dan Namimah Perspektif Hasbi Ash-Shiddieqy Dalam Tafsir An-Nur

Abstract

This research discusses the prohibition of backbiting and namimah in Hasbi ash-Shiddieqy's thought as written in his tafsir work "An-Nur". Backbiting and namimah are two disgraceful acts that often occur among us Muslims, unfortunately they are often overlooked. In the statement "An-Nur", Hasbi ash-Shiddieqy emphasized that both of them are a picture of moral deviation that contradicts the teachings of the Koran, especially verses relating to communication and social ethics. The approach presented in this research has a qualitative character using the thematic interpretation analysis method (maudhū‘i), namely exploring the verses related to ghibah and namimah and how Hasbi ash-Shiddieqy's interpretation describes the meaning and consequences of these two behaviors. Research shows that Hasbi ash-Shiddieqy views backbiting and namimah not only as social negligence, but also as a sign of a person's weak faith and piety. He emphasized the importance of guarding one's words as part of a Muslim's moral responsibility. In his interpretation, Hasbi emphasized many humanitarian factors and the importance of creating a society that is protected from slander and hatred. The prohibition of backbiting and namimah according to Hasbi is not merely an ethical message, but is also part of Islamic teachings which trigger the realization of a civilized and harmonious social life. Therefore, Hasbi ash-Shiddieqy's thoughts are worthy of being used as a guide in efforts to reduce the crisis of etiquette in modern times.

Abstrak

Penelitian ini membahas larangan ghibah dan namimah dalam pemikiran Hasbi ash-Shiddieqy sebagaimana tertulis dalam karya tafsirnya "An-Nur". Ghibah dan namimah merupakan dua perbuatan tercela yang sering terjadi diantara kita umat islam, sayangnya sering kali disepelekan. Dalam keterangan "An-Nur", Hasbi ash-Shiddieqy menegaskan bahwa keduanya merupakan gambaran penyimpangan akhlak yang bertentangan dengan pengajaran Al-Qur’an, terkhusus ayat-ayat yang berkaitan dengan etika komunikasi dan bersosialisasi. Pendekatan yang disampaikan dalam penelitian ini mempunyai karakter kualitatif dengan memakai metode analisis tafsir tematik (maudhū‘i), ialah menelusuri ayat-ayat yang berkaitan dengan ghibah dan namimah serta bagaimana penafsiran Hasbi ash-Shiddieqy mendeskripsikan makna dan akibat dari kedua perilaku tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa Hasbi ash-Shiddieqy memandang ghibah dan namimah tidak hanya sebagai kelalaian sosial, tetapi juga sebagai ciri lemahnya iman dan ketakwaan seseorang. Ia menekankan pentingnya menjaga perkataan sebagai bagian dari tanggung jawab moral seorang Muslim. Dalam penafsirannya, Hasbi banyak menegaskan faktor kemanusiaan kemudian pentingnya menciptakan masyarakat yang terjaga dari fitnah dan kebencian. Larangan ghibah dan namimah menurut hasbi bukan semata-mata pesan etis, tetapi sama halnya bagian dari ajaran Islam yang memicu terwujudnya kehidupan sosial yang beradab dan harmonis. maka dari itu, pemikiran Hasbi ash-Shiddieqy layak dijadikan pedoman dalam upaya mengurangi krisis tata krama di masa modern.