Tradisi Adat Nikah Semalam Pada Perkawinan Adat Tebo Jambi Perspektif Maqāsid Al-Sharī’ah Al-Shatibi
DOI:
https://doi.org/10.71242/5dpqd667Keywords:
Nikah Semalam, Maloko Intan, Maqashid Syari’ahAbstract
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dua masalah pokok yaitu tradisi adat nikah semalam pada masyarakat desa Malako Intan Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo dan analisi Maqāsid al-Sharī’ah Al-Shatibi dalam menyoroti peristiwa adat tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Dari penelitian yang telah dilakukan maka mendapatkan kesimpulan sebagai berikut: Bahwasanya nikah semalam adalah pernikahan yang dilaksanakan selesai dalam satu malam dan telah menjadi kebiasaan masyarakat desa Malako Intan sejak dari dulunya. Tradisi adat ini merupakan pernikahan yang sangat sederhana dalam pelaksanaannya sehingga menjadi alternatif bagi masyarakat desa Malako Intan yang memiliki ekonomi menengah kebawah untuk melaksanakan pernikahan. Tradisi adat nikah semalam ini tidak diperbolehkan untuk menyebarkan undangan sebagaimana yang telah diatur dalam aturan adat desa Malako Intan. Maqāsid al-Sharī’ah Al-Shatibi memandang bahwa banyak kemaslahatan yang terdapat didalamnya yaitu terjaganya keberlangsungan pernikahan itu sendiri dan terjaga keseimbangan ekonomi keluarga.
Abstract
This research aims to determine two main problems, namely the traditional overnight marriage tradition in the Malako Intan village community, Tebo Ulu District, Tebo Regency and the analysis of Maqāsid al-Sharī'ah Al-Shatibi in highlighting this traditional event. The method used in this study is a qualitative research method with a case study approach. From the research that has been done, the following conclusions were drawn: That overnight marriage is a marriage that is completed in one night and has been a custom of the Malako Intan village community since the past. This traditional tradition is a very simple marriage in its implementation so that it becomes an alternative for the Malako Intan village community who have a lower middle economy to hold a wedding. This overnight marriage tradition is not allowed to distribute invitations as regulated in the Malako Intan village customary rules. Maqāsid al-Sharī'ah Al-Shatibi views that there are many benefits contained in it, namely maintaining the sustainability of the marriage itself and maintaining the family's economic balance.
References
Al-Qur’an al-karim.
Abdurrahman Zulkarnain, Teori Maqashid Al-Syatibi dan kaitannya dengan Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow. Al-Fikr, Vol. 22, No. 1, 2020.
Al Bukhari, al Jami’ al Musnad, Juz 3, No. 39, 30.
Al Hamdani, Risalah Nikah Hukum Perkawinan Islam. Jakarta: Pustaka Amani, 2002.
Al-Butiy, Muhammad Said Ramdan. Dawabit al-maslahat fi al-syariah al-islamiyyah, Beirut: Muassasah al-Risalah, 2001.
Ali, Daud Mohammad. Hukum Islam dan Peradilan Agama. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada, 2002.
Al-Syatibi Abu Ishaq, Al-Muwafaqat Fi Ushul As-Syariah, (Beirut: Dar al-kutub al-islamiyyah)
Al-Shatibi, al-muwafaqat fi ushul as-syariah, (Kairo, Mustafa Muhammad), I, 21.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2016.
Asafri Jaya Bakri, Konsep Mawashid Syariah menurut Al-Syatibi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996
Ash-Shabbagh Mahmud, As-Sa’adah Az-Zaujiyah fil Islam. CV. Pustaka Mantiq, 1993.
Betawi Usman. Maqashid Al-Syariah sebagai Dasar Hukum Islam dalam Pandangan Al-Syatibi dan Jasser Audha. FH UNPAD, Vol. 6 No. 6, 2018.
Busyro, Maqashid al-Syariah, (Predanamedia Group, Jakarta, 2019)
Departemen Agama. Seluk beluk Perkawinan dalam Islam Bidang Urusan Agama Islam. Aceh: Kantor Wilayah departemen agama, 2007.
Djamil Fathurrahman, Filsafat Hukum Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 19997.
Fajar Kristanto, Achsania Hendratmi, Kesejahteraan Nelayan Puger Wetan Perspektif Maqashid syariah al-shatibi, jurnal ekonomi dan terapan vol. 6 no. 4 april 2019.
H.R Ahmad Juz.5/539
Helmi, wawancara, Malako Intan, 26 Mei 2023
Indra Hasbi, Potret Wanita Shalehah. Jakarta: Pena Madani, 2004.
Kasdi Abdurrahman, Maqashid syari’ah Perspektif Pemikiran Imam Syatibi Dalam Kitab Al- Muwafaqat. Yudisia, Vol. 5, No. 1, 2014.
Kasiram Moh, Metode Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Yogyakarta: UIN Maliki Pres, 2010.
Kompilasi Hukum Islam, pasal 1.
M. Khalid Mas’ud, Abu Ishaq Shatibi: His Life and Works. Islamic Studies Vol. 14, No. 2, 1975.
M. Daud, Wawancara. Malako Intan, 18 Juni 2023
Mathlub, Abdul Majid Mahmud. Panduan Hukum Keluarga Sakinah. Surakarta: Era Intermedia, 2005.
Mulyana Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.
Na’imah, Farida Ulvi. Jauhari Nasrun, dkk. Pengantar Maqashid al-Syariah, Malang: CV Literasi Nusantara Abadi, 2019.
Nasir Muhammad, Maqashid Syari’ah dalam pencatatan perkawinan di Indonesia, Jurnal At-Tafkir, vol. IX, No. I, 2016.
Nurhikma, Walimahtul Ursy Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Di Desa Mandalle Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa. Makassar: UIN Alaudin, 2019.
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin: Antasari Press, 2011.
Rahmat, Pupu Saeful. Penelitian Kualitatif. Equilibrium, Vol. 5, No. 9, 2009.
Ridwan, wawancara, Malako Intan, 27 Mei 2023
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alvabeta, 2019.
Suyatno, Dasar-Dasar Ilmu Fiqih & Ushul Fiqih. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Tihami dan Sahrani Sihari, Fikh Munakahat. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.
Toriquddin Moh. Teori Maqashid Syari’ah Perspektif al Syatibi. Jurnal Syariah dan Hukum, Vol. 6 No. 1, 2014.
UU No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 1.
Zabidi Haya, Noor Rifky, Tinjauan Maqashid Asy-syari’ah Asy-Syatibi terhadap larangan perkawinan syarifah dengan laki-laki non Sayyid. Jurnal Syariah Darussalam, vol. 5 No. 1, 2020.
Zabidi Haya, Tinjauan Maqasid Asy-Syari`Ah Asy-Syatibi Terhadap Larangan Perkawinan Syarifah dengan Laki-Laki Non Sayyid, vol.5, Jurnal Syariah Darussalam, 2020.





